Wawancara { Agama Hindu }
Kelas : LC41
Dosen : Dr. Frederikus Fios, S.Fil., M.Th.
Kode Dosen : D3093
Jenis Kegiatan : Wawancara Tokoh Agama
Waktu : Minggu, 26 November 2017
Pukul : 11.00 - 13.20
Lokasi : Pura Chandra Praba, Grogol
Kehadiran :
- Lusty Maulana (2001554613)
- Bela Kristi (2001612784)
- Della Sevira (2001570043)
- Thanadita Indah Gracella (2001608471)
Rangkaian Kegiatan :
Kegiatan ini diawali dengan berkumpulnya di kampus untuk bersama - sama menuju Pura Chandra Praba yang terletak di Grogol. Pada saat itu, kita mendapatkan kabar bahwa Reo teman sekelompok kami, mendadak berhalangan hadir karena sodaranya meninggal dunia, dan Reo harus segera menuju ke Medan. Akhirnya, kami tetap melaksanakan wawancara tanpa kehadiran Reo. Perjalanan menuju Pura tidak terlalu jauh dari kampus, hanya sekitar 15 menit. Sesampai di Pura, ternyata Pura tersebut sedang ada acara mingguan, banyak warga yang sedang beribadah dan ada juga yang baru selesai yoga. Kami bertemu dengan Bapak Idebagus Numan Sukedanu atau Lebih dikenal dengan Pak Usnan, saat kami bertemu dengan Pak Usnan, kami diberikan sebuah tali yang talinya harus di ikat di pinggang. Kami melaksanakan wawancara ini disebuah Aula, awalnya kita ingin didalam tempat ibadah, tetapi ada beberapa hal yang membuat kami tidak dapat masuk kedalam tempat ibadah. Pak Usnan ini juga merupakan dosen di Universitas Trisakti. Kami menanyakan beberapa pertanyaan mengenai Toleransi beragama. Penyampaian Pak Usnan saat membahas tentang toleransi sangat mudah dipahami, dan juga menjawab pertanyaan yang kami berikan dengan jelas dan baik. Selesai kami mewawancari, sebelum kami berpamitan pulang, kami mengajak Pak Usnan untuk berfoto bersama.
Di bawa ini adalah beberapa pertanyaan dan jawabannya saat kami wawancara di Pura Chandra Praba:
Menurut agama hindu, toleransi agama itu seperti apa?
Dalam
agama hindu, ada yang namanya konsep aktuamasi yang dalam sehari-hari sudah
dilakukan, yaitu kamu adalah aku, aku adalah kamu. Contoh realnya dari keluarga
saling menghormati antara orang tua dan anak, tua dan muda. Lalu di sekeliling
daerah pura disini, ada gereja dan masjid. Artinya toleransi disini sudah sangat
baik. Disini juga selalu saling mengundang acara agama. Contoh lainnya adalah di
pura setiap bulannya ada pemeriksaan gratis untuk masyarakat tanpa memandang
agama. Dan juga ada pembagian sembako kepada masyarakat yang tidak mampu. Konsep
hindu, toleransi tidak hanya kepada manusia. Ada istilah Tri kerane, yaitu
menjaga hubungan ciptaan dengan ciptaannya, ciptaannya dengan sang pencipta. Di
bali, ada upacara ke pepohonan, hewan, peralatan rumah, dll sebagai rasa syukur
kepada semuanya karena tanpa kita sadari semua makhluk dan benda bermanfaat
bagi hidup manusia.
Apa pandangan agama hindu mengenai konflik agama di indonesia?
Menurut
agama hindu, masyarakat Indonesia kurang berhasil di pendidikan, tentang budi
pekerti, pancasila, dan lain sebagainya. Agama seringkali dijadikan alat
politik untuk mendapatkan nama/kedudukan. Pada dasarnya semua agama mengaharkan
kebaikan. Jika perintah kebaikan sudah dilakukan, tidak mungkin akan terjadi
konflik. Jadi, di Indonesia itu manusianya yang masih kurang memahami ajaran
agamanya sendiri. Dan kebanyakan tokoh politik/sosial pun mengajarkan hal yang
tidak baik, baik dalam perkataan maupun perilaku.
Bagaimana cara umat hindu menggunakan agama sebagai alat pemersatu
bangsa?
Prinsip
hindu, dari saat sembahyang sudah ditanamkan hal-hal baik. Jadi, selama tidak diganggu,
jangan mengganggu orang. Disemua agama pasti diajarkan untuk memberikan rasa
saling kasih kepada sesama.
Apa yang harus dilakukan oleh semua agama agar negara bisa menyatu?
Semua
penganut agama apapun harus mengerti bahwa semua agama mengajarkan hal yang
baik. Dalam hal ini, tokoh agama menjadi peran utama. Di hindu ada yang
dinamakan dengan sifat darmo, yaitu semua sudah terkendali didalam dirinya.
Jadi seharusnya semua umat mempuyai sifat seperti sifat darmo.
Comments
Post a Comment